Alhamdulillah, tidak ada hal yang ekstrim menimpa diri saya. Tidak dipukuli, dicambuk, dipancung dan dirayu (loh?). Hanya kasihan dan dendam saya ketika wali kelas saya disiksa. Betapa tidak, mereka diguyur dengan sebotol 1,5 L air oleh senior. Jika tersedia di meja peserta apapun bisa ditambahkan. Terigu atau yang lainnya. Dan itu akan menggandakan perkembangbiakan ketombe dan kutu.
Kesan yang paling mendalam bagi saya sekaligus menjadi awal pembelajaran kedewasaan, yaitu :
- Jangan nakal, patuhlah kepada kebaikan. Peraturan itu saya dapat ketika POPD (sejenis acara kemping) ketika disuruh tidur kebanyakan anak laki – laki di barak malah memainkan senter. Walhasil senter yang saya pegang akhirnya diambil tapi pada akhirnya balik lagi. Oh , beloved senter.
- Persipakan semuanya atau persiapkan jiwa dan raga anda tertimpa hal yang tidak menyenangkan. Saat POPD, cerobohnya sebelum pemberangkatan saya tidak BAB karena WC di perkemahan itu padat peserta dan juga minim air. Air itu mengalirnya kecil sekali wa;hasil saya tidak BAB sampai selesai POPD. Tiga hari dua malam. Bayangkan lebih lama Soekarno – Hatta merumuskan naskah proklamasi.
Tips untuk adik – adik yang akan menghadapi MOPD adalah sebagai berikut :
- Jangan lupa makan garam. Memang kedengarannya sangat tidak berguna. Tapi kekurangan garam itu gak enak loh, katanya sih bikin gondok.
- Saat MOPD berlangsung, saat senior masuk jangan tatap mata mereka. Pandangan lurus ke depan, mode pandangan mata kemasukan kecoa ke dalam baju : on. Kalau kamu lihat mata mereka kamu bisa dibilang sombong. Kalau cowok lihat mata senior cowok, bisa – bisa salah dikonfirmasikan oleh dia dengan satu kedipan mata.
- Ada pepatah Raditya Dika mengatakan ‘Jadilah invisibel, kalo gak mau jadi perkedel.’ Itu dia. Jadilah tak terlihat di depan mata kakak kelas. Seperti sering pergi ke toilet, atau duduk di bangku paling belakang, atau bahkan menyamar jadi kakak kelas itu sendiri, hahaha. Kalau tidak, kalian akan jadi perkedel; dilumat, diulek, dan digoreng. Hidup itu memang keras, nak.
- Stay calm, jangan terlalu panik dan jangan takut pada mereka. Toh, mereka juga manusia.
- Anggap angin lewat, kalau perlu atur sedemikian rupa dan pasang wajah yang membahasakan kepada mereka menjadi seperti, “Bapak gua Jenderal TNI. Awas lho, gua bilangin ke bokap gua.”
Selamat atau terbunuh :D
0 comments:
Post a Comment